Bahan baku kerajinan yang digunakan

Bahan baku ini melimpah di daerah sekitar lokasi sehingga dengan mudah mendapatkan bambu dengan harga relatif murah dan dapat memilih jenis yang diinginkan dan dapat memilih kualitas juga tentunya.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

pemasaran produk


PDF Print
Produk kerajinan bambu TUNGGAK SEMI dipasarkan secara besar(grosir) dan retail (eceran). Para konsumen memesan produk sesuai dengan kondisi dan desain yang dibutuhkan, dan bukan kontrak secara terus menerus untuk partai pemesanan besar / ekspor.
TUNGGAK SEMI terus berinovasi dalam desain dan membuat sample produk untuk dapat terus mendapatkan order dan kepuasan konsumen . Untuk saat ini TUNGGAK SEMI tidak menjadi pengeksport sendiri tetapi masih melalui perantara eksportir. Karena masih lebih menguntungkan melewati jasa mereka dari berbagai macam pertimbangan.
Konsumen  dari produk TUNGGAK SEMI adalah wisatawan domestik maupun asing, hotel, rumah makan, toko souvenier, toko oleh-oleh, dan pengeksport. Wilayah pemasaran produknya tersebar secara lokal (DIY), regional (Jateng, Jatim, Jabar, DKI), nasional (Sulawesi, Bali, Kalimantan, Sulawesi), dan internasional (Amerika, Asia dan Eropa).

proses produksi

Proses pembuatan produk kerajinan bambu dibuat dengan berbagai tahapan, diantaranya adalah tahap-tahapan:
  • Pemilihan Bambu
  • Pembersihan dan Pemotongan Bambu
  • Pembuangan Kulit dan Pengeratan Bambu atau Pembuatan Jeruji (lidi) Bambu
  • Pembentukan Model (pengayaman)
  • Pewarnaan dan Pengawetan
  • Pengeringan
  • Pengemasan
Jenis bambu untuk kerajinan adalah bambu apus. Bambu ini dipilih yang masih basah, lurus, dan beruas panjang. Setelah dipilih bambu yang baik, bambu dibersihkan dari daun, ranting, dan kotoran yang menempel di kulit bambu. Kemudian dilakukan pelepasan kulit bambu dan pengeratan bambu dengan pisau atau mesin pengerat. Setelah diperoleh keratan bambu dengan ukuran tertentu (sesuai kebutuhan), keratan kemudian dianyam sesuai model atau bentuk yang diinginkan. Setelah model jadi, bentuk dirapikan, dibersihkan dari serat yang tersisa baru kemudian dicelup pada cairan  pewarna dan sekaligus pengawet sambil dipanaskan. Setelah proses ini selesai, produk dicuci dengan air dingin untuk menghilangkan sisa pewarna dan pengawet yang tidak terserap serat bambu. Proses selanjutnya adalah pengeringan di bawah sinar matahari, bila sinar matahari dirasakan kurang, maka akan digunakan mesin pengering untuk membantu proses pengeringan dan bila sudah kering dilakukan pengemasan.
Desain produk Tungggak semi dibuat berdasarkan inovasi dan permintaan konsumen. Proses dimulai dengan membuat sample kemudian ditawarkan kepada buyer, selanjutnya setelah disepakati desain dan ukuran, maka dibuatlah pesanan tersebut.
Inovasi tidak terbatas terhadap hal hal baru, tetapi juga terhadap stok stok lama yang dirubah dan diberi sentuhan lagi, agar mendapatkan nilai yang lebih maksimal.
Sumber Daya Manusia yg digunakan oleh TUNGGAK SEMI adalah warga sekitar dengan domisili dengan radius sekitar 5km, yaitu dari daerah Minggir, Tengahan dan sekitarnya.Sumber Daya Manusia ini sebagian besar sudah memiliki kemampuan dasar untuk menganyam, merajut besek, tampah dan lain lainnya.

bahan Baku

Bahan baku kerajinan yang digunakan oleh TUNGGAK SEMI  adalah bambu apus. Bahan baku ini melimpah di daerah sekitar lokasi sehingga dengan mudah mendapatkan bambu dengan harga relatif murah dan dapat memilih jenis yang diinginkan dan dapat memilih kualitas juga tentunya. Bambu yang berkualitas untuk anyaman adalah yang basah, lurus, beruas panjang, dan cukup umur. Pengusaha tidak perlu membeli bambu ke kebun namun tinggal memesan kepada pengepul langganannya.
Selain bambu, ada beberapa bahan tambahan yang digunakan untuk membuat variasi/kombinasi produk. Bahan tambahan yang digunakan adalah  bambu wulung,  bambu kuning, serat pandan, serat enceng gondok, lidi, mendong, kain strimin, kain tile, kayu, dan  tempurung kelapa. Bahan-bahan ini biasa  diperoleh dari daerah Kulonprogo yaitu Sentolo, Kalibawang, Glagah, dan Boro, daerah Purwokwerto, daerah  Bantul dan Tempel, Sleman.


logo

profil

Tunggak Semi “Bambu Handicraft” berlokasi di Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman, DIY beroperasi sejak tahun 1965. Usaha ini dirintis oleh orang tua dari Bapak Suryadi (Pemimpin Tunggak Semi saat ini). Desa malangan memiliki sejarah yang unik karena daerah Moyudan, Minggir dari dulu terkenal dengan penghasil kerajinan bambu berupa besek tenggok dan tampah.


Berawal dari banyaknya pengrajin itu maka pada tahun 1965 ada pengembangan desain dari kerajinan bambu yang dilakukan oleh P.T Lipin. Karena tidak terjadi kecocokan dengan internal P.T Lipin, orang tua dari Bapak Suryadi memilih untuk keluar dan mengembangkan usahanya sendiri. Inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya TUNGGAK SEMI. Pada mulanya usaha ini dikembangkan hanya oleh sebatas keluarga, tetapi seiring berjalannya waktu, usaha ini mulai berkembang. Pada taun 1972, usaha kerajinan bambu ini mulai melebarkan sayap, salah satu konsumenya adalah P.T Panca Niaga Jakarta dan mulai diekspor ke luar negeri. Mulai saat itu banyak perusahaan dari Jakarta yang memesan produk kerajinan bambu.



Dengan berkembangnya usaha dan pemesanan, pada tahun 1987, usaha kerajinan bambu ini diberi nama "TUNGGAK SEMI" yang berarti, tunggak adalah potongan dari bambu, dan semi adalah tumbuh berkembang kembali, jika diartikan menjadi bambu yang tunggaknya dipotong pasti akan tumbuh kembali. Dengan maksud usaha ini dapat terus berkembang.


Pada tahun yang sama, yaitu tahun 1987 usaha ini mulai dipimpin oleh Bapak Suryadi dan pemasaran produknya sudah merambah pasar lokal dan ekspor ke luar negeri melalui perusahaan - perusahaan yang sudah bekerja sama dengan TUNGGAK SEMI. Seiring semakin berkembangnya TUNGGAK SEMI, usaha ini mulai melakukan ekspor produk sendiri pada tahun 1994.


TUNGGAK SEMI juga mengalami pasang surut dalam pemasaran produknya. Pada saat terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 yang banyak memukul para pelaku bisnis dan perusahaan, usaha ini justru tidak begitu terpengaruh, tetapi pada tahun 2000 mengalami penurunan dikarenakan konsumen mengalami kejenuhan terhadap produk produk yang ditawarkan.